CLICK HERE FOR THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

Sabtu, 07 Juni 2008

Sistem Pendidikan di Indonesia

Sistem pendidikan Indonesia tidak membuat siswa kreatif karena hanya terfokus pada proses logika, kata-kata, matematika, dan urutan dominan lebih mengacu ke otak kiri. Akibatnya perkembangan otak siswa tidak maksimal dan miskin ide baru. Sedangkan otak kanan yang berurusan dengan irama musik, kreatif, gambar, dan imajinasi kreatif belum secara proporsional dikembangkan. Demikian pula dengan pusat emosional otak, belum dilibatkan dalam pembelajaran. Padahal, pusat emosi ini berhubungan erat dengan sistem penyimpanan memori jangka panjang.
Banyak sekali disekolah siswa hanya menerima satu jawaban permasalahan, dan jawaban itulah yang kemudian diajarkan pendidik serta diulangi kembali oleh siswa saat ujian. Tidak ada ruang untuk berpikir lateral, berpikir alternatif, terbuka maupun melihat dari sisi lain. Proses tersebut membuat siswa memiliki ketergantungan terhadap pendidik, karena siswa tidak dapat menentukan sendiri apa yang akan mereka pelajari. Siswa hanya dituntut untuk mengembangkan otak kiri sehingga pola pikir yang kreatif tidak dapat disalurkan. Siswa yang memiliki kemampuan otak kiri lebih tinggi dianggap siswa yang lebih pintar dan cerdas dibandingkan dengan siswa yang memiliki otak kanan lebih tinggi. Siswa yang lebih cenderung dengan otak kanan dianggap siswa yang tidak pintar dan hanya memiliki kemampuan standar. Namun hal tersebut belum tentu benar, siswa yang lebih cenderung dengan otak kanannya biasanya lebih kreatif, dan lebih imajinatif. Siswa tersebut lebih mampu mengontrol emosi dan perasaan dibanding dengan siswa yang cenderung dengan otak kirinya. Sudah semestinya peranan kedua otak tersebut seimbang sehingga tidak berat sebelah. Sehingga siswa yang lebih cenderung dengan otak kirinya lebih dapat mengontrol emosi. Serta tidak hanya unggul dalam bidang-bidang logika, tetapi juga memiliki kreativitas dan imajinatif yang tinggi. Permasalahan tersebut membuat banyak hal perlu diperbaiki dalam dunia pendidikan yang ada diindonesia antara lain sistem pendidikan yang ada sekarang ini. Bahwa sistem pendidikan di Indonesia tidak lebih dari sebuah penjara bagi siswanya. Karena siswa harus mengikuti beberapa pelajaran yang kurang disenangi yang menyebabkan terpenjaranya kreativitas.
Hal tersebut terjadi karena siswa tidak memiliki kebebasan untuk memilih pelajaran yang disenangi sesuai bakat dan minat siswa tersebut. Namun sistem pendidikan adalah suatu sistem yang sulit untuk diubah, tetapi masih memungkinkan untuk diperbaiki kedepannya. Sehingga Begitu berat tantangan pendidikan yang harus dihadapi, yakni tantangan globalisasi serta pengembangan pendidikan yang relevan dengan lingkungan kehidupan warga belajar yang didukung oleh masyarakat. Tantangan yang lebih berat lagi berkaitan dengan rendahnya mutu dan relevansi pendidikan yang sangat sulit untuk menaikannya. Dalam era globalisasi, saat ini dunia terasa semakin sempit. Jarak dan ruang yang membatasi antar negara terasa hilang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di belahan bumi barat akan segera diketahui dan ditransformasi di belahan bumi bagian timur dan seterusnya. Kondisi ini membawa dampak persaingan yang sangat ketat untuk mendapatkan kehidupan yang layak. Agar dapat menghadapi dan mengikuti kondisi seperti di atas, pendidikan harus memberi bekal yang cukup pada generasi baru anak Indonesia saat ini maupun di masa datang. Mereka harus dibekali dengan berbagai kemampuan yang handal, yaitu antara lain kemampuan memperoleh, menganalisis, dan mengolah informasi dengan cermat serta kemampuan pemecahan masalah. Dengan menyeimbangkan kemampuan otak kiri dan kemampuan otak kanan.

0 komentar: